top of page

TENTANG KAMI

VISI

Menjadi Sekolah yang berbela rasa agar anak didik berkarakter, berdaya dan beriman.

MISI
1. Mengembangkan guru karyawan yang berkompeten dengan menciptakan linkungan sekolah yang baik untuk mendukung tercapainya pelayanan pendidikan yang optimal.
2. Menjadikan anak didik yang tidak berdaya menjadi berdaya sesuai bakat dan talentanya.
3. Mengembangkan potensi peserta didik melalui pendidikan dan pengajaran bermutu berdasarkan nilai-nilai injili.

 

 

TUJUAN

1. Mendampingi siswa dalam pengolahan hidup beriman secara Kristiani 
agar dapat melakukan ajaran kasih dan bela rasa terhadap sesama.
2. Mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya sebagai makhluk sosial 
yang bermoral agar mampu hidup seimbang di tengah masyarakat.
3. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien 
untuk menyiapkan siswa sebagai insan pembelajar 
yang kreatif, kritis, bertanggung jawab dan disiplin dalam menanggapi tantangan zaman.

Pada tanggal 3 Maret 1599, Sri Paus Klemens VIII mengangkat Robert Bellarminus, teolog dan pakar Yesuit menjadi Kardinal di Gereja Katolik Roma. Selama masa pontifikatnya yang berlangsung antara tahun 1592 sampai 1605, Paus Klemens VIII sudah dikenal dengan tradisinya mengangkat figur-figur yang menonjol ke dalam ranking Kardinal, seperti misalnya sejarawan Gereja yang menonjol Cesare Baronio yang diangkat menjadi Kardinal pada tahun 1596. 

Akan tetapi, sewaktu mengangkat Robert Bellarminus, Sri Paus melangkah lebih jauh dengan memberi pujian kepada sang Kardinal dengan kata-kata ini: "Kami mengangkat orang ini karena Gereja Allah tidak memiliki orang pintar yang setara dengannya." Dengan sia-sia Serikat Yesus dan bahkan Robert Bellarminus sendiri memprotes pengangkatan ini. Ketika Robert berusaha untuk menyatakan penolakannya pada waktu perayaan pengangkatannya, Sri Paus dengan tegas malahan memerintahkan Robert untuk menutup mulut dengan ancaman ekskomunikasi. 

Pengangkatan Robert tidak hanya menunjukkan kejelian pandangan Paus Clement VIII dalam menilai karakter seseorang, tetapi juga kristisme yang agak terang-terangan terhadap pendahulunya, Paus Sixtus V (1585-1590) yang nyaris memasukan karya terbesar Kardinal Bellarminus, "Perdebatan tentang Kontroversi Iman Kristen terhadap bidaah masa kini", ke dalam Daftar Buku Terlarang, namun keburu wafat. Dalam karyanya tersebut, Robert berargumentasi bahwa kepausan hanya memiliki kuasa tak langsung dalam masalah-masalah sipil (non-gerejawi), suatu posisi yang membawa kemarahan Paus Sixtus V. 

Robert(us) Bellarminus dilahirkan di Montepulciano di Tuscany dari suatu keluarga miskin keturunan bangsawan. Pamannya, Marcello Cervini, adalah Paus Marsellus II yang menjabat singkat pada tahun 1555. Akan tetapi Roberto (namanya dalam bahasa Italia), naik dalam hirarki Gereja bukan melalui tradisi nepotisme, tetapi lewat kemampuan intelektual dan semangat baja yang tersembunyi dalam tubuh yang kecil dan sakit-sakitan. 

Pada tahun 1560 dia masuk tarekat Serikat Yesus dan melanjutkan studinya di Roma, Paduadan Louvain. Dia ditahbiskan pada tahun 1570 dan mengajar di Louvain sampai tahun 1576, memerangi kesalahan-kesalahan doktrin-doktrin Protestanisme dan Michael Baius (1513-1589). Michael Baius adalah profesor teologi yang memegang teguh posisi Agustinian menyangkut rahmat dan kehendak bebas, yang pandangan-pandangannya dikecam oleh Paus Pius V pada tahun 1567. Pada tahun 1576 Bellarminus dipanggil kembali ke Roma untuk menjabat posisi baru "Teologi Kontroversial" di Collegium Romanus milik Yesuit, yang didirikan oleh Santo Ignatius de Loyola pada tahun 1551, namun baru diakui secara resmi oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582.

Dari nama Sri Paus inilah namanya dikenal menjadi Universitas Gregorius. Disinilah Bellarminus mulai memberikan kuliah untuk mempersiapkan imam-imam Yesuit maupun imam tarekat lainnya untuk menjawab tantangan-tantangan dari teologi Protestanisme. 

 

Hal-hal ini akhirnya berkembang menjadi respon teologis yang paling penting Gereja Katolik pada abad ke-16, dalam menjawab Protestanisme, yaitu yang disebut "Kontroversi" yang terdiri dari tiga volume (1586-1593). Publikasi tiga volume yang merupakan bantahan sistematis pertama terhadap posisi Protestanisme ini menandai era baru dalam perdebatan teologis antara Gereja Katolik dan Kristen Reformasi. Bellarminus bukan pedebat yang emosional, tetapi seorang yang sangat terpelajar dan sistematis, yang tidak dapat diabaikan oleh teolog-teolog Protestan.

 

Meskipun Robert sangat terlatih dalam argumentasi filosofis pada masa "Skolastisisme Kedua" - yaitu sebutan bagi teologi Katolik pada abad ke 16 dan 17, Robert menggunakan banyak riset-riset historis yang telah dikumpulkannya bersama-sama Kardinal Baronio, terhadap posisi Protestan. "Kontroversi" boleh jadi tidak membawa banyak pengikut Protestanisme pulang ke Roma, tetapi karya ini mencetuskan ditulisnya ribuan halaman jawaban dan kontra-argumen dari pendebat-pendebat Protestan. 

Pada tahun 1592 Bellarminus diangkat menjadi rektor Akademi Roma. Pada tahun yang sama, diterbitkan versi "Sixtus-Klemen" dari Alkitab Vulgata, yang telah dibersihkan dengan kerja keras sang Yesuit dari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh Paus Sixtus akibat dari penyuntingan yang kurang hati-hati pada versi pertamanya. Seperti juga sesama Yesuit - Petrus Kanisius, Bellarminus memasuki arena katekismus, dan menerbitkan "Doktrin Kristen Ringkas" pada tahun 1597 yang sangat populer dan diterjemahkan ke dalam 62 bahasa. Juga katekismus yang lebih panjang, "Deklarasi Doktrin Kristen" pada tahun 1598. Sesudah tahun 1599, hidup Bellarminus diisi dengan gabungan antara kepintarannya sebagai seorang kontroversialis (pendebat) dengan kesibukan sehari-hari jabatannya dalam hirarki Gereja.

 

Pada tahun 1602 Paus Clement VIII secara mengejutkan menjadikannya sebagai Uskup di keuskupan Capua yang miskin, dan Robert menjalankan jabatan pastoralnya disana dengan baik sampai tahun 1605, ketika dia dipanggil kembali ke Roma untuk pemilihan Sri Paus yang nantinya mengangkat Paulus V (1605-1621). 

Paus Paulus V bersikeras supaya Bellarminus tetap tinggal di Roma, dimana Sri Paus bisa memanfaatkan kepandaiannya. Sang Yesuit membela aksi Sri Paus yang menempatkan Venice dibawah interdiksi pada tahun 1606. Pada tahun 1609 dia menulis pamflet anonimus yang menyerang sumpah setia kepada raja James I dari Inggris yang menuntut hal itu dari rakyatnya, karena isinya menyangkut penolakan terhadap kepausan dan doktrin Katolik. Sang raja sendiri memberi jawaban dan Bellarminus menulis suatu tanggapan dengan namanya sendiri. Pada tahun 1610 sang Yesuit kembali mengulas isyu mengenai kekuasaan Sri Paus dalam serangannya terhadap absolutisme kerajaan dalam judul "Kuasa Sri Paus dalam Masalah-masalah Sipil, menentang William Barclay". 

Sikap Bellarminus yang berkeras pendapat dalam hal hak Paus untuk menggulingkan para monarki dari kedudukannya, sangat kontroversial bahkan terhadap banyak umat Katolik. Salah satu Pujangga Gereja lainnya, yaitu Santo Franciscus dari Sales, meskipun dia sangat menghormati Bellarminus, menulis kepada salah satu temannya pada tahun 1611: "Saya merasa tulisan-tulisan tertentu dari prelat yang kudus dan luar biasa ini tidak sesuai selera saya, dimana dia menyinggung masalah kekuasaan tak-langsung Sri Paus diatas para pangeran-pangeran. Entah apakah teorinya benar atau salah bukan saya yang menghakimi, hanya saja pada saat ini, dimana kita memiliki begitu banyak musuh-musuh dari luar, saya rasa sungguh bijak bagi kita untuk tidak menciptakan ketegangan-ketegangan dalam tubuh Gereja." 

Bellarminus adalah seorang sejarawan dan teolog yang hebat, namun dia bukan seorang ilmuwan. Sebagai seorang penganut paham Aristoteles dan pemegang teguh interpretasi literal dari Alkitab, dan juga kapasitasnya sebagai ketua jabatan penting Gereja, Kongregasi bagi Doktrin Iman, Bellarminus memegang peran yang tidak mengenakan pada awal-awal dari kasus Galileo. Pada tahun 1616 dia secara personal mengirim perintah kepada Galileo untuk berhenti mengajar bahwa bumi berevolusi mengelilingi matahari. Ini adalah suatu contoh falibilitas dari semua doctores ecclesiae. 

Akan tetapi, dekade terakhir masa hidup Bellarminus, diisi dengan karya-karya spiritual ketimbang kontroversi. Pada tahun 1611 dia mempublikasikan "Komentar Mazmur" yang besar dan kemudian membuat sejumlah tulisan-tulisan devosional. Dua diantaranya merupakan karya yang dianggap klasik, yaitu: "Terangkatnya pikiran kepada Allah melalui tangga hasil ciptaan" (1615) dan "Seni meninggal dengan baik" (1620). Berbeda dengan karya Bonaventura yang berjudul sama (yang diketahui dan dikagumi oleh Bellarminus), buku Bellarminus mengenai naik kepada Allah bukan suatu teks mistis, tetapi merupakan retorikal pada masa Renaissance yang dibuat sedemikian rupa untuk mengangkat jiwa pembacanya kepada kekaguman dan cinta kepada Allah melalui puji-pujian alam penciptaan. Karya ini mencerminkan gaya anti-mistikal yang terbentuk dalam tarekat Yesuit pada akhir abad ke-16. Demikian juga "Seni meninggal dengan baik", meskipun isinya meneruskan tradisi abad pertengahan yang lama diikuti tentang buku pegangan orang-orang yang hampir meninggal, namun merupakan suatu buku jenis yang baru - suatu meditasi yang serius, monastik, sangat moralis menyangkut kematian. 

Robert(us) Bellarminus dikanonisasi sebagai Santo pada tahun 1930 dan diproklamasikan sebagai Doctores Ecclesiae pada tahun 1931. Pesta peringatannya dirayakan tiap tanggal 17 September.

Santo Robertus Fransiskus Romulus Bellarminus

bottom of page